Dinamika Populasi Ikan
DINAMIKA
POPULASI IKAN
Secara umum dinamika populasi memiliki arti kata “dinamika” adalah suatu
kumpulan dari dua atau
lebih individu yang mana perubahan individu satu dapat mempengaruhi
individu lain dan “populasi” ialah kumpulan individu sejenis yang hidup pada
suatu daerah dan waktu tertentu. Contoh populasi dari komunitas sungai dapat
berupa populasi rumput, populasi
ikan, populasi kepiting,
populasi kerang, populasi sumpil, dan lain-lain. Jadi dapat disimpulkan
bahwa Dinamika populasi merupakan konsep
batasan identifikasi populasi dan stok serta parameter
peubahnya yaitu pendugaan
parameter pertumbuhan, rekruitmen, mortalitas alami dan penangkapan
(Nurdin, 2011).
Maka secara khusus dinamika populasi dalam bidang perikanan diartikan
oleh Effendie (1995), merupakan suatu ilmu yang mempelajari perubahan-perubahan
yang terjadi pada populasi ikan, misalnya pertumbuhan, mortalitas, rekrutmen
dan pengaruh penangkapan terhadap populasi ikan. Untuk memahami dinamika
populasi suatu spesies ikan, tidak cukup mengetahui ukuran dan struktur
populasi dari spesies ikan tersebut, tetapi diperlukan juga data mengenai
bentuk dan kemampuan untuk berkembang biak dan beradaptasi dengan lingkungannya.
Perubahan populasi pada ikan yang berlimpah dapat disebabkan oleh beberapa
faktor sebagai berikut:
1. Variasi lingkungan, misalnya suhu, faktor
fisikokimia, sistem saat ini, kontaminasi, dan lain-lain.
2. Dinamika ekosistem meliputi interaksi
beberapa spesies, migrasi, rekrutmen, dan lain-lain
3. Pola penangkapan misalnya akses wilayah
penangkapan, peraturan penangkapan, dan lain-lain
Pengertian Dasar Populasi dan Stok
Populasi adalah kelompok organisme yang terdiri dari satu spesies yang sama
yang menghuni daerah tertentu. Tolak ukur sesuatu adanya suatu populasi dapat
dilihat dari ciri khasnya yaitu kerapatan (densitas), laju kelahiran, laju
kematian, sebaran umur, potensi biotik, sifat genetik, dan perilaku. Populasi
terbagi menjadi beberapa unit atau sub populasi. Suatu populasi bisa dikatakan
terdiri dari sub populasi jika terjadi perbedaan yang dipertahankan dari tahun
ke tahun. Sub populasi tersendiri adalah fraksi dari suatu populasi, fraksi ini
dapat mempertahankan sifat genetiknya walaupun ada perbedaan antara sub
populasi, namun perbedaan ini pun bersifat turun-temurun.
Faktor yang mempengaruhi sub populasi antara lain adalah faktor
geologis, pencemaran, fisiologis, geografis, dan kondisi fisik ikan. Dalam
populasi, dikenal dengan adanya stok. Stok ikan merupakan angka yang
menggambarkan suatu nilai dengan besarnya biomassa ikan berdasarkan kelompok
jenis ikan dalam kurun waktu tertentu. Secara sederhana stok berarti persediaan
atau cadangan, yang mana stok tersebutlah yang dapat dimanfaatkan untuk konsumsi
manusia.
Kajian mengenai stok sering dimanfaatkan untuk mengetahui kelestarian
dan jumlah ikan yang dapat dieksploitasi secara berkelanjutan. Berbeda artinya
dengan unit stok. Unit stok adalah kelompok individu atau spesies yang sama
dalam suatu area, berdiri sendiri dan mampu bertahan sendiri tanpa campur
tangan dari luar seperti karakteristik, dampak lingkungan dan penangkapan
seragam. Singkatnya, sekelompok ikan dapat disebut satu unit stok mungkin
terdapat perbedaan-perbedaan dalam kelompok. Suatu stok yang ideal adalah suatu
kelompok ikan memiliki satu spawning
ground, yang mana ikan yang dewasa akan kembali dari tahun pertama ke tahun
berikutnya. Satu unit stok terdiri dari satu unit taksonomi satu spesies atau
sub spesies.
Stok pula dapat berasal dari dua spesies yang berbeda, misalnya terdapat
dua spesies ikan demersal dengan karakteristik populasi yang tidak besar perbedaannya,
maka menjadikan kedua ikan itu sebagai satu unit stok akan lebih praktis dan
memberikan hasil yang reliabel. Identifikasi unit stok dapat dianalisis dengan
metode sebagai berikut (Badrudin 2013):
1. Sebaran penangkapan, adanya daerah
penangkapan secara geografis akan dan dapat terkait erat dengan adanya
perbedaan sebaran ikan yang dapat berkaitan dengan adanya pemisahan stok;
2. Daerah pemijahan, suatu pemisahan genetik
dari beberapa stok akan memerlukan pemisahan yang jelas dari kelompok ikan yang
memijah meskipun ikan tersebut bercampur pada waktu yang lain dalam perjalanan
hidupnya.
3. Nilai parameter populasi, jika ada perbedaan
stok yang cukup signifikan maka mungkin terdapat pula perbedaan nilai parameter
populasi (pertumbuhan, mortalitas, dsb).
Pendugaan Populasi dengan Penandaan
Pendugaan populasi ikan sangat penting dilakukan dalam manajemen
perikanan, hal ini merupakan satu langkah dalam pendugaan parameter lainnya.
Pendugaan populasi diperlukan untuk mengevaluasi besarnya unit-unit manajemen
dan menduga laju eksploitasi akibat laju penangkapan dan sumber lainnya.
Beberapa tujuan dari pendugaan populasi antara lain ; untuk mengetahui perubahan
populasi, stok dan status dari sumber daya perikanan, untuk memantau perubahan
populasi pada waktu tertentu, sebagai dasar dalam pengelolaan dan kebijakan perikanan.
Metode yang digunakan dalam pendugaan populasi ikan secara garis besar
dapat dilakukan dengan dua cara yakni:
1)
Melakukan
penandaan pada ikan (Method Capture and Recapture),
dan
2) Pendugaan berdasarkan jumlah hasil tangkapan
per unit effort (CPUE).
Untuk metode penandaan
ikan asumsi yang digunakan antara lain: tidak ada penambahan (rekrutmen) selama
proses, kematian ikan bertanda sama dengan tidak bertanda, ikan yang bertanda
dan tertanda harus sama untuk tertangkap, tanda yang digunakan tidak hilang,
ikan bertanda menyebar merata. Metode pendugaan populasi dengan penandaan ikan
dapat dilakukan dengan tiga tipe cara perhitungan:
(1)
Perhitungan
tunggal (single census),
(2)
Perhitungan
ganda (multiple census), dan
(3)
Penangkapan
Berganda (multiple recapture).
Penentuan Umur Ikan
Mengetahui
umur ikan sangat penting dalam manajemen sumber daya perikanan, karena umur
mempengaruhi pertumbuhan dan derajat mortalitas. Mortalitas akan naik sesuai
dengan umur, demikian pula ikan tumbuh (bertambah panjang atau berat) sesuai
dengan umur.
Metode penentuan umur ikan secara umum dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
(1) Metode langsung (direct method)
Metode secara langsung didasarkan pada interpretasi lapisan deposit
(endapan) pada bagian-bagian “calcareous” yang keras dari tubuh ikan seperti:
sisik, otolith atau batu telinga, tulang belakang, tulang gigi, dan penampang
melintang dari susunan tulang lain (FAO, 1981).
(2) Metode tidak langsung (indirect method).
Metode penentuan umur ikan secara tidak langsung didasarkan hanya pada hasil
analisis penandaan penangkapan kembali terhadap individu ikan dan juga pada hasil
analisis data frekuensi panjang.
Estimasi Ukuran Populasi
Dalam memperkirakan ukuran suatu populasi dapat digunakan dua cara perhitungan
yaitu secara langsung dan tidak langsung. Penghitungan secara langsung dapat
dilakukan dengan penghitungan total (pengeringan, menyelam, dan meracun),
penghitungan parsial (mengambil sampel di tiap stasiun) dan metode korelasi
(berdasarkan fase perkembangan). Kemudian untuk penghitungan secara tidak
langsung dapat dilakukan dengan cara area density method (ikan tawar) dan contour
density method (ikan laut).
Mortalitas
Mortalitas adalah banyaknya kematian yang dialami oleh suatu komoditi
per satuan individu. Mortalitas dapat terjadi secara alami dan buatan, mortalitas
alami biasanya disebabkan oleh kondisi ikan, umur dan pemangsa. Sedangkan mortalitas
buatan disebabkan oleh aktivitas penangkapan ataupun pencemaran oleh manusia.
Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah perubahan ukuran panjang atau berat dalam suatu
periode waktu tertentu (Effendie 1997). Selanjutnya dinyatakan bahwa
pertumbuhan dalam individu adalah pertambahan jaringan akibat dari pembelahan
sel secara mitosis.
1) Pertumbuhan Eksponensial
Pertumbuhan populasi
bentuk eksponensial ini
terjadi bilamana populasi ada
dalam sesuatu lingkungan ideal baik, yaitu ketersediaan makanan, ruang dan
kondisi lingkungan lainnya tidak beroperasi membatasi, tanpa ada persaingan dan lain
sebagainya. Pada pertumbuhan
populasi yang demikian kerapatan
bertambah dengan cepat secara eksponensial dan kemudian berhenti mendadak saat
berbagai faktor pembatas mulai berlaku mendadak.
2) Pertumbuhan Sigmoid / logistik
Pada
pertumbuhan populasi yang berbentuk sigmoid ini, populasi mula-mula meningkat
sangat lambat (fase akselerasi positif). Kemudian makin cepat sehingga mencapai
laju peningkatan secara
logaritmik (fase logaritmik), namun segera
menurun lagi secara
perlahan dengan makin
meningkatnya pertahanan lingkungan,
misalnya yang berupa persaingan intra
spesies (fase akselerasi negatif) sehingga akhirnya mencapai suatu
tingkat yang kurang lebih seimbang (fase
keseimbangan). Tingkat populasi
yang merupakan asimptot atas
dari kurva sigmoid,
yang menandakan bahwa
populasi tidak dapat meningkat lagi di sebut daya dukung (K=
suatu konstanta). Jadi daya dukung suatu habitat adalah tingkat kelimpahan
populasi maksimal (kerapatan jumlah atau biomassa) yang kelangsungan hidupnya dapat
di dukung oleh habitat tersebut.
Faktor
pembatas pertumbuhan populasi:
• Tergantung kepadatan : makanan dan ruangan
• Tidak tergantung kepadatan :iklim dan bencana
alam
• Faktor
pembatas menyebabkan spesies menerapkan strategi untuk bertahan hidup.
Rekrutmen
Secara umu
rekrutmen mengandung arti bahwa penambahan anggota baru ke dalam suatu kelompok,
sedangkan secara khusus rekrutmen adalah penambahan anggota baru ke dalam suatu
populasi. Kemudian dalam bidang perikanan, rekrutmen ialah penambahan suplai
baru ke dalam stok lama yang sudah ada dan sedang di eksploitasi. Suatu
populasi akan mengalami pertumbuhan,
apabila laju kelahiran di dalam
populasi itu lebih besar dar laju kematian, dengan mengasumsikan bahwa laju
emigrasi.
Migrasi
Migrasi ikan
adalah perpindahan suatu individu/kelompok dari suatu tempat ke tempat yang
lain yang mempunyai arti penyesuaian terhadap kondisi alam yang menguntungkan
untuk eksistensi hidup dan keturunannya. Ikan mengadakan migrasi dengan tujuan
untuk pemijahan, mencari makanan dan mencari daerah yang cocok untuk
kelangsungan hidupnya. Migrasi ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor baik
faktor eksternal (berupa faktor lingkungan yang secara langsung atau tidak langsung
berperan dalam migrasi ikan) maupun internal (faktor yang terdapat dalam tubuh
ikan). Migrasi merupakan salah satu pola penyebaran populasi di luar dari
emigrasi dan imigrasi.
PERHITUNGAN
Catch, Effort dan Catch Per-Unit of Effort (CPUE) adalah tiga besaran
yang terkait satu sama lain. Jika dua dari tiga besaran tersebut diketahui maka
besaran yang ketiga dapat dihitung. Ketiga besaran tersebut merupakan parameter
dasar yang diperlukan dalam aplikasi Model Produksi Surplus (MPS - the Surplus
Production Model) yang mengarah kepada estimasi titik ‘maximum sustainable
yield’ (MSY).
MPS adalah salah satu model pengkajian stok yang paling sederhana dan
paling mudah dijelaskan dan diterima oleh para pengelola sumber daya ikan.
Asumsi yang mendasari model ini adalah bahwa sumber daya ikan merupakan suatu model,
tanpa memperhitungkan proses-proses yang sebenarnya tidak sederhana yang
menyebabkan terbentuknya model tersebut.
MSY (Maximum Sustainable Yield) adalah hasil tangkapan terbesar yang
dapat dihasilkan dari tahun ke tahun oleh suatu perikanan. Konsep MSY
didasarkan pada atas suatu model yang sangat sederhana dari suatu populasi ikan
yang dianggap sebagai unit tunggal. Konsep ini dikembangkan dari kurva biologi
yang menggambarkan yield sebagai
fungsi dari effort dengan suatu nilai maksimum yang jelas, terutama bentuk
parabola dari model Schaefer yang paling sederhana (Naamin 1991).
Keuntungan dari penggunaan MSY adalah bahwa konsep ini didasarkan pada
gambaran yang sederhana dan mudah dimengerti atas reaksi suatu stok ikan
terhadap penangkapan. MSY ditentukan dengan suatu ukuran fisik yang sederhana,
yakni berat atau jumlah ikan yang ditangkap, sehingga menghindari
perbedaan-perbedaan dalam wilayah suatu Negara ataupun antar Negara,
dibandingkan dengan kriteria lainnya (misalnya harga hasil tangkapan atau
penurunan biaya operasi).
Kelemahan dari MSY adalah konsep ini tidak cukup memilikinya tidak dapat
dilukiskan dengan gambaran yang demikian sederhana, atau dapat ditentukan
dengan mudah, sehingga sangat sulit menentukan letak MSY dari sumber daya
tersebut (Naamin 1991).
Secara teoritis Maximum Sustainable Yield
(MSY) dari aspek ekologi dan ekonomi memiliki pengertian sebagai
jumlah tangkapan ikan (predator) terbesar yang dapat diambil dari persediaan
suatu jenis ikan (prey) dalam jangka waktu yang tak terbatas. Sedangkan konsep
Maximum Sustainable Yield (MSY), bertujuan untuk mempertahankan ukuran populasi
ikan pada titik maksimum yaitu saat tingkat pertumbuhan ikan yang maksimum
(tingkat tangkapan maksimum yang memberikan manfaat bersih ekonomi atau
keuntungan bagi masyarakat), dengan memanen individu dan menambahkannya ke
dalam populasi ini memungkinkan populasi tersebut tetap produktif.
Pada saat kondisi tidak ada hambatan masuk (entry) dan
hambatan upaya (effort), maka akan dapat mengakibatkan pemanfaatan sumberdaya
ikan menuju break even point (BEP), dimana total revenue (TR) sama dengan total
cost (TC). Sehingga kondisi ini disebut kondisi open access equilibrium (OAE)
atau keseimbangan akses terbuka terjadi pada saat sumberdaya perikanan bersifat
open acces.
Penghitungan ‘MSY’ Dengan Model Produksi
Surplus (MPS)
Model MPS diterapkan dengan
asumsi bahwa sumberdaya ikan berada pada ‘steady state or equilibrium
condition’ dan ‘constant catchability’. Dalam kenyataannya kondisi equilibrium
tersebut sangat jarang terjadi. Dari pengalaman di Negara dimana konsep ini
berasal adalah bahwa konsep ini menghasilkan estimasi yang terlalu tinggi, sehingga
dalam aplikasinya harus benar-benar menerapkan ‘precautionary approach’.
Mengacu kepada statistik perikanan yang ada dewasa ini pengelompokkan
sumberdaya ikan untuk pengkajian stok antara lain adalah sebagai berikut.
1. Prosedur Penghitungan
Untuk menghitung MSY,
Upaya Optimum dan Tingkat Pemanfaatan, data
statistik yang diperlukan
adalah:
-
Produksi
jenis-jenis ikan.
-
Produksi jenis
ikan per-jenis alat tangkap.
-
Jumlah dan
jenis alat tangkap.
2.
Menghitung
Produksi Total Tahunan
Jika semua jenis ikan
sudah dapat dikelompokkan ke dalam ‘species
group’
seperti pelagis kecil, demersal dan lain-lain, maka produksi tahunan
kelompok jenis ikan tersebut dapat diperoleh melalui penjumlahan biasa.
3. Menghitung ‘Fishing Power Index’ (FPI)
Dari tabel Produksi jenis ikan
per-jenis alat tangkap dapat dihitung
hasil tangkapan per-unit alat (C/A) untuk tahun tertentu. Alat tangkap yang
mempunyai angka C/A yang tertinggi
dinyatakan sebagai alat tangkap standar, dimana nilai FPI = 1,00. Nilai
FPI alat tangkap lainnya dikonversi ke nilai FPI yang tertinggi tersebut.
4. Menghitung Total Upaya (Total Effort)
Menghitung Total Effort ( f ) Nilai effort
(f) diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah alat dengan FPI. Total effort
tahunan adalah penjumlahan dari nilai effort dari alat tangkap yang digunakan.
5. Menghitung MSY dan Upaya Optimum
Langkah berikutnya adalah
menghitung CPUE tahunan yaitu dengan membagi
Total produksi ikan (demersal, pelagis dsb.)
dengan Total Effort tahunan. Langkah terakhir adalah menghitung persamaan
regresi antara CPUE tahunan dengan total effort tahunan.
6. Model Linier – Schaefer
Menurut model tersebut hubungan antara CPUE (c/f) dengan total effort
mengikuti persamaan regresi : Y = A – b X, dimana: Y = C/f, dan X = f.
Menurut model Schaefer: C/f
=a – bf menjadi C = af – bf2.
Pada titik effort maksimum (Fmax), maka hasil tangkapan akan menjadi
Nol. C = af – bf2 = 0; Jika
demikian pada titik tersebut a =
bf; atau
f = a/b. Pada Catch maksimum
(MSY), maka tingkat effort (Fopt) berada
pada setengah tingkat effort maksimum (1/2 . a/b = a/2b).
Dengan memasukkan nilai a/2b ke persamaan regresi :
C = af – bf2, menjadi C = a. a/2b – b (a/2b)(a/2b) atau C = a2/2b – a2/4b atau
C = 2a2/4b – a2/4b,
sehingga dengan demikian maka Cmax atau
MSY menjadi :
MSY = A2 / 4 b dan f opt
= A/2b
7. Model Eksponensial - Fox
Rumus Model Eksponential
Fox :
MSY = - (1 / b) * e (A-1) dan f opt = 1/b
Akan sangat baik jika
nilai MSY dan effort optimum tersebut juga dihitung kisarannya, sehingga dapat
diketahui ‘upper limit’ dan ‘lower
limit’ nya. Tingkat pemanfaatan sumber daya ikan dapat diperoleh dengan
membagi : (Produksi/MSY) yang biasa dinyatakan dalam persen (%).
Asumsi-asumsi yang mendasari model produksi
surplus antrara lain adalah:
-
SDI dalam
keadaan ‘steady state’ atau ‘equilibrium’
-
Constant
catch-ability (F = q * f )
– efisiensi alat tangkap tetap
-
Tidak ada
interaksi antar species (as they existed in isolation).
-
MSY tidak bisa
dijumlahkan karena ada ‘predator-prey relationship’, Misal:
-
SDI cakalang dan teri.
Dalam dunia perikanan,
aplikasi kajian dinamika populasi sangat diperlukan. Hal ini berkaitan dengan
perikanan berkelanjutan. Banyaknya aktivitas budidaya ternyata belum memberikan
perubahan yang berarti bagi beberapa spesies tertentu karena masih mengandalkan
benih dari hasil tangkapan dari alam. Hal ini menyebabkan stok pada kohort
tertentu berkurang. Kohort adalah satu satuan kelompok umur.
Komentar
Posting Komentar